Sabtu, 15 November 2008

UOUS (Amsal GMKI)

UT OMNES UNUM SINT
(Amsal GMKI)

PENDAHULUAN
Ungkapan Ut Omnes Unum Sint sering kita dengar dalam pertemuan – pertemuan GMKI, mars GMKI ataupun sebagai salam penutupan dalam surat–surat dikalangan GMKI. Sekilas nampaklah empat kata ini indah uuntuk dibaca atau didengar. Namun ungkapan ini lebih mempunyai arti yang sangat penting. Karena memberi arah bagi yang menggunakannya. Hal ini tidak saja bagi GMKI.Tetapi juga menjadi cirri dari Gereja yang universal.
Pengertian dasar Ut Omnes Unum Sint :
Ut Omnes Unum Sint adalah ungkapan dari alkitap dalam bahasa latin. Kalimat yang sama dalam alkitab bahasa Indonesia disebut : “ Supaya mereka semua menjadi satu “. Kalimat ini dari injil Yohanes 17 : 21.
Kalau “ Ut “ dalam bahasa Indonesia disebut “ Agar “ atau “ Supaya “, merupakan suatu pernyataan. Kata ini memberi arti bahwa “ seharusnya atau semestinya menjadi seperti begini. Sebab seperti inilah sesungguhnya “.

Kata “ Omnes “ dalam alkitab bahasa Indonesia disebut “ mereka semua “. Kata ini berarti, semua orang atau semua manusia. Kata “ Unum “ dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kata “ menjadi seperti “, atau “ serupa dengan “ .
Kata “ Sint “ dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kata “ Semuanya menjadi satu “.
Dengan melihat kepada penjelasan diatas, maka pengertian “ ut omnes unum sint “ atau “ agar semua menjadi satu “ memberi arti bahwa : adalah suatu perintah atau pernyataan yang mutlak tentang semua manusia supaya harus menjadi satu. Hal ini terutama pada orang – orang yang telah menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Mereka harus wajib menjadi satu sama seperti yesus kristus dengan bapanya adalah satu. Kata kuncinya adalah “ satu “ . Ini lebih lanjut dimengerti sebagai persatuan, kesatuan ( Unity ).

Unity ( Persatuan, kesatuan ) adalah kata yang sering digunakan dalam alkitab. Pemikiran yang melatarbelakangi istilah ini adalah : adanya kesatuan umat Allah yang dalam perjanjian lama berasal dari satu Bapa. Persekutuan ini digambarkan oleh pemazmur sebagai persekutuan yangh diwarnai dengan kehidupan bersama yang rukun ( Mzm. 133 : 1 )
Dalam perjanjian baru kesatuan ini lebih dimengerti sebagai keadaan akibat dirobohkan dinding pemisah antara orang Yahudi dengan orang Kafiri : antara Yahudi dengan orang yang bukan Yahudi : antara Tuan dan Hamba : antara laki – laki dan perempuan . Semua menjadi satu dalam Yesus Kristus ( Ef , 2 : 12 ; Gal, 3 : 26 – 29 ). Yesus Kristus adalah satu – satunya dasar dari kesatuan umatNya yang beragam itu.

Orang yang percaya adalah saudara – saudara Yesus Kristus. Dan saudara satu terhadap yang lain dalam satu keluarga Allah. Mereka mempunyai satu Allah dan Bapa dari semua ( gal . 4 : 6 ). Mereka dituntun oleh Roh Kudus yang satu menjadi tempat kediaman Allah didalam roh ( Gal . 2 : 22 ). Kecuali itu, mereka juga mempunyai pikiran dan perasaan sebagaimana pikiran Kristus ( Filipi 2 : 5 ), yakni kerendahan diri dan yesus dan ketaaatanNya pada Bapa ( fil. 2 : 8 ).
Injil Yohannes menyaksikan betapa dalamnya keinginan Yesus agar murid – muridNya menjadi satu. Keinginan yesus ini disampaikan melalui doa permohonanNya kepada Bapa. Isi doa Yesus sangat penting, sebab menyangkut eksistensi orang – orang percaya.

Permohonan Yesus “ Supaya mereka semua menjadi satu “ dilandaskan atas dasar kesatuan antara Bapa dan Anak. Kriteria dasar “ Kesatuan “ adalah dasar kesatuan diantara Bapa dan Anak dalam berbagai dimensi. Dimaksud supaya kesatuan yang terjadi diantara orang – orang percaya harus berakar didalam kesatuan Bapa dan Anak ( Yoh. 7 : 21 ). Hanya oleh dan didalam kesatuan yang demikian barulah “ Dunia percaya bahwa Engkaulah ( Bapa ) yang mengutus Aku ( Yesus ). Denagan kata lain, hanya terwujud kesatuan diantara orang percaya,seperti persekutuan Bapa dengan Anak , barulah dunia percaya bahwa Yesus adalah yang diutus oleh Bapa. Model dan cirri persekutuan seperti ini, sangat menentukan misi kita selaku orang percaya di dalam dunia.

Pengakuan tentang satu gereja yang universal dan kudus ( Lihat pengakuan iman Rasuli ) adalah pengakuan yang esensial bagi lumat Allah yang bertolak dari kesadaran akan doa Yesus ini. Kesadaran yang mendorong ,orang percaya untuk tidak menciptakan perbedaan diantara anggota gereja maupun perbedaan diantara gereja – gereja yang lain sebagai abad dan tempat. Juga mengarahkan orang percaya untuk tidak terikat pada perbedaan mengarahkan orang percaya untuk tidak terikat pada perbedaan ras, warna kulit, bangsa, negara, latar belakang tradisi gereja dan hal - hal yang mempertajam perbedaan yang sama. Semua satu ( gerja yang Universal ) didalam Kristus dan Ia sebagai kepala Atasnya.
Namun perlu digaris bawahi kesatuan Kristen yang dimaksud disini, tidak identik dengan Uniformity. Sebab Roh yang satu memberikan karunia yang berbeda – beda ( I Kor. 12 : 4 ). Ini digambarkan dengan “ Satu tubuh banyak anggota “ dengan fungsinya masing – masing. Demikian Kristus adalah kepala atas persekutuanNya. Mereka yang ada dalam persekutuan dengan Kristus serta memiliki karunia yang berbeda – beda adalah “ Manusia ciptaan Baru ”.

PENUTUP
“ Supaya semua menjadi satu “ adalah doa yesus yang tetap aktual hingga kini . dengan menjadi “ satu “, maka dunia percaya bahwa Yesus adalah juru selamat dunia. Kita dipanggil untuk “ menjadi satu “ sama seperti Bapa dan Anak adalah satu. Hendaklah persatuan dan kesatuan ini senantiasa diwujudkan dalam hidup dan pelayanan kita diPerguruan Tinggi, Gereja dan Masyarakat.
Pengenalan GMKI dan Program-Programnya1*
Pendahuluan.
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) adalah merupakan organisasi Gerejawi yang bersifat kesatuan, sehingga GMKI juga harus tetapa menjalankan tugas-tugas Gereja dalam aktivitas keseharianya yakni Marturia (Bersaksi), Koinonia (Bersekutu), Diakonia (Melayani). Disamping GMKI sebagai organisasi yang bersifat gerejawi/Kristen GMKI juga tetaplah sebagai Organisasi Kemahasiswaan yang berjiwa Nasionalis. Sehingga GMKI harus tetap menjaga nilai-nilai Ke-Kristenan dan Ke-Indonesiaan dalam memperjuangkan Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan ditengah-tengah bangsa Indonesia.
GMKI Cabang Medan adalah satu dari 51 cabang yang ada di Indonesia. GMKI Cabang Medan lahir pada tahun 1953, telah berusia setengah abad Tahun pada tahun 2008 ini. Dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanannya GMKI Cabang Medan seperti halnya cabang-cabang lain setanah air dipimpin oleh Badan Pengurus Cabang. GMKI Cabang Medan, memiliki beberapa Struktur dan Infrastuktur yang tidak dimiliki seluruh Cabang-cabang di Nusantara. Misalnya, GMKI Cabang Medan memiliki sebuah Konstitusi yang dinamakan Statuta Cabang GMKI Medan, 16 Komisariat sebagai perpanjangan tangan Badan Pengurus Cabang dalam rangka memudahkan koordinasi kepada anggota berdasarkan latar belakang Perguruan Tinggi ataupun Fakultas tempat kuliah anggota. Satu lagi yang membanggakan adalah GMKI Medan mempunyai sebuah Gedung yang megah dan strategis yang dinamakan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) beralamat di Jl. Iskandar Muda 107A Medan.
GMKI secara Nasional dalam mendaratkan pelayanannya di ketiga Medan pelayanannya membuat sebuah pedoman dalam merencanakan program-programnya dengan selalu melihat pada sifat-sifat yang ada pada diri dan lingkunganya dimana dia berada., yang dinamakan Garis-garis Program dan Kebijakan Umum Organisasi (GBP & KUO). GBP & KUO ini ditetapkan dalam sebuah Forum Nasional yang disebut Kongres, sebagai forum konstitusional tertinggi di GMKI.dimana berisi tentang Tujuan, Arah, Sasaran serta Kebijakan Program dan Aspek-aspek Strategis lainnya dari Organisasi GMKI disusun untuk untuk satu masa bakti (dua tahun) yang dirancang berdasarkan pemetaan kecendrungan lingkungan eksternal GMKI dan analisis strategis terhadap aspek-aspek internal organisasi GMKI serta di dipayungi oleh sebuah Visi dan Misi Empiris GMKI yang disebut Tema dan Sub Tema, ditetapkan secara Priodik melalui Kongres GMKI. Sebagaimana Kongres XXX GMKI Di Kupang Nusa Tenggara Barat menetapkan Tema :“Bangkitlah Menjadi Taruk Bagi Bangsa” (Yesaya 11: 1- 10) dan Sub Tema : “Menguatkan Solidaritas Kemanusiaan dan Memperjuangkan Demokrasi Subtansial Menuju Persatuan Indonesia Yang Berkeadilan dan Bermartabat”. Untuk masa bakti 2006-2008, sehingga melalui Tema dan Sub Tema ini kita di ajak untuk bangkit menjadi taruk bagi bangsa. Jadi GBP & KUO ini berfungsi sebagai acuan dan pedoman bagi seluruh perangkat Organisasi pada semua aras, dari tingkat pusat hingga cabang dan perangkat Organisasi lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi semua kinerja dan gerak organisasi demi terwujudnya visi dan misi GMKI ditengah-tengah muka bumi.
Demikan halnya GMKI Cabang Medan juga memiliki Garis-garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi untuk satu masa bakti yang ditetapkan melalui Konperensi Cabang (Konpercab) GMKI Medan yang merupakan forum tertinggi di tingkat cabang dan disusun berdasarkan Garis-garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi GMKI secara Nasional serta disesuaikan dengan kebutuhan dan komplesitas permasalahan ditingkat lokal GMKI cabang Medan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas organisasi.
Dalam perencanan Program kerja BPC GMKI Medan disusun berdasarkan Garis-garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi yang diterjemahkan kedalam Arah Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi (ASKUO) melalui Sidang Pleno I BPC GMKI Medan, dimana dalam pola pengorganisasianya dibagi kedalam dua bagian pokok, yakni :

- Internal
Pemetaan dan Konsolidasi Organisasi ( Organisasi dan Komunikasi )
Pembinaan Anggota ( Pendidikan Kader dan Kerohanian )
- Eksternal ( Aksi dan Pelayanan )

Gereja
Masyarakat
Perguruan Tinggi

Program Internal

Pemetaan dan Konsolidasi Organisasi

Organisasi dan Komunikasi

Perjalanan hidup sebuah organisasi akan sangat dipengaruhi olah tahap-tahan perubahan zaman sehingga dibutuhkan suatu penataan dan penanaman nilai-nilai dasar organisasi serata membangun pola hubungan dan interaksi yang baik dalam organisasi untuk menciptakan keharmonisan gerak dari seluruh komponen yang ada di jajaran GMKI Medan agar pergerakan yang dilakukan GMKI Cabang Medan dapat tetap dengan mantap berjalan sinergi dengan nilai-nilai dasar GMKI. Sehingga dirumuskan sebuah strategi dasar GMKI Medan untuk dua tahun kedepan dalam penataan dan pemantapan konslidasi organisasi sbb :
Melakukan revisi, sosialisasi dan penetapan PDSPK sesuai kebutuhan dan kapasitas GMKI cabang Medan serta format aksi dan pelayanan dan juga melakukan kombinasi format pelatihan kepemimpinan dan ketrampilan yang konstektual dan kreatif.
Membangun jaringan media dan komunikasi dalam penguasaan opini publik, secara khusus dalam upaya memainkan fungsi kontrol sosial dan pengelolaan internal GMKI Cabang Medan yang lebih profesional.
Pembinaan Anggota
Pendidikan Kader dan Kerohanian
Sudah pasti memang sebuah organisasi kader seperti GMKI memiliki sebuah sistem pendidikan kader yang jelas, dan terpadu dalam melakukan pembinaan-pembinaan terhadap anggotanya, serta menerapkan sebuah konsep pembinaan Spritualitas kader yang dapat membangun Sensivitas kader dalam melihat permasalahan di dalam diri dan lingkunganya. Dengan melakukan Revisi, Sosialisasi dan penetapan Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) GMKI sesuai kebutuhan dan kapasitas GMKI Cabang Medan serta format aksi dan pelayanan dan juga melakukan kombinasi format pelatihan kepemimpinan dan ketrampilan yang konstektual dan kreatif.
Program Ekternal
Aksi dan Pelayanan
Melalui bidang ini GMKI Cabang Medan akan selalu berada di tengah-tengah pergumulan di ketiga Medan pelayanan GMKI (Gereja, Masyarakat dan Perguruan Tinggi), sehingga GMKI dapat menjadi garam dan terang bagi lingkungan tempat dimana dia berada melalui kabar keselamatan dan suara-suara kenabian yang disuarakanya.
Gereja
Melakukan Pengembangan wacana Oikumene melalui jaringan-jaringan interdenominasi dan dalam bentuk praksis melakukan kegiatan (aksi) bersama dalam menjawab tantangan diri gereja dan lingkungannya Sehingga terbangunnya kesadaran di antara Gereja dan ormas-ormas Kristen dalam perwujudan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat bangsa dalam flatform dan langgam kerja yang sama.
Masyarakat
Optimalisasi kehadiran GMKI cabang Medan dalam merespon berbagai fenomena otonomi daerah dengan langkah pembangunan aliansi taktis dan strategis dengan lembaga lain, dan terlibat secara aktif dalam penyelesaian problematika rakyat, menyangkut kebijakan-kebijakan publik pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat.
Perguruan Tinggi
Membuka peluang dan kesempatan bagi mahasiswa dalam menyampaikan gagasan, ide dan pemikirannya dalam proses pengambilan keputusan di Perguruan Tinggi dalam suasana yang transparan dan terbuka dan turut serta dalam menciptakan iklim Perguruan Tinggi yang kondusif untuk melakukan Tridarma-nya, bebas dari kepentingan; partai politik, kekerasan (premanisme), kelompok-kelompok fundamentalisme yang dapat menggeser hakikat dan fungsi Perguruan Tinggi, sehingga secara perlahan konsep Teching university dapat berubah menjadi Research university.
Penutup
Demikianlah materi pengenalan GMKI Cabang Medan dan progaram-programnya ini kami sampaikan. Akhirnya kami harapkan melalui masa perkenalan ini seluruh peserta Masa Perkenalan GMKI cabang Medan dapat mengenal dan mengetahui akan keberadaan GMKI lebih jauh, sehingga dapat menentukan sikap apakah ikut atau tidak bergabung bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia dalam mengarungi samudera menuju kota impian damai sejahtera dimuka bumi.

Akhir kata :
Tinggilah Imanmu,
Tinggilah Ilmumu dan
Tinggilah Pengabdianmu.
Ut Omnes Unum Sint

Syalom..........!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar: